:D

"I dream my painting, I paint my dream"

:D

I dream my painting, I paint my dream

:D

"I dream my painting, I paint my dream"

Sabtu, 09 November 2013

TAMPARAN HIDUP

Tadi malam sulit sekali memejamkan mata. Aku sudah mencoba berbaring ke kanan, kiri, terlentang, menutup bantal, memutar 180 derajat, namun sama saja. Kesulitan itu masih ada. Ada hal yang aneh, bukankah ketika kita sedang menangis membuat tidur terasa lebih mudah? Menangis? Iya, tadi malam aku tertampar sebuah masalah yang membuatku menangis dan terlihat seperti orang yang kurang waras. Sudah kucoba untuk menghubungi salah satu teman kelasku, kemudian menceritakan semuanya dan meminta tolong "menitipkan" surat izinku. Sungguh, sudah tidak ada niat untuk bersekolah esok pagi. Sudah kucoba untuk menghubungi temanku yang berada "jauh" di sana, kemudian mengkodekan bahwa aku sedang dalam keadaan yang tidak baik. Sudah kucoba membalas pesan singkat temanku, kemudian menerangkan bahwa kabarku sedang tidak baik. Namun, tak ada yang merubah tangisanku. Tak ada yang bisa meredam tangisku. Ini tangisan terhebat dalam 18tahun aku hidup. Kenapa ya? Tapi, bermenit-menit kemudian, aku merasa ada yang menyandarkanku. Mungkin kemudian aku tertidur karenanya.

Pagi ini berbeda dengan pagi pagi sebelumnya. Aku terbangun yang kemudian hanya bisa menangis memandang cerahnya langit pagi ini lewat jendela kamarku. Aku pun tak bergerak untuk melakukan hal-hal yang biasa aku lakukan setiap pagi. Hanya mampu menangis memandang langit dan berandai-andai. Apa yang harus aku lakukan detik ini dan selanjutnya? Sungguh, seperti orang frustasi kelihatannya. Namun, itu semua berubah ketika.................................................................................yang menyebabkanku akhirnya bersekolah meski dengan kelopak mata yang hitam dan bengkak. Miris. Sangat jelas terlihat bahwa aku telah menangis semalaman. Di sekolah, ya, sudah seperti perkiraanku semalam. Ada segelintir teman yang mengiraku "sakit bohongan" dengan kalimat-kalimat sindirannya masing-masing. Aku hanya menanggapinya dengan tawaan kecil untuk menghibur diri, walaupun aku sendiri tidak tahu entah mereka bercanda atau tidak sebenarnya. Sakit hehe sebenarnya, tapi aku paham, mereka hanya tidak tahu aku sedang mengalami apa. Mungkin bila mereka berada pada posisiku, mereka akan melakukan hal yang sama. Tenang, aku tidak marah kok :)

Waktu berjalan dengan sangat cepat, yang membuatku mau tak mau harus kembali ke rumah setelah kegiatan belajar mengajar di sekolah selesai. Hal bodoh yang terlintas dalam pikiranku, aku malas. Tak ada kenyamanan, tak ada ketenangan. Tapi, bukankah sebagai anak yang berbakti, kita harus ikhlas menerimanya? Mungkin Allah hanya sedang menguji.